MANAJEMEN STRATEGI DALAM BHARATAYUDHA, Kalkulasi Kekuatan

MANAJEMEN STRATEGI
DALAM BHARATA YUDHA
Memenangkan tanpa Mengalahkan

COLLECTIE TROPENMUSEUM Wajangfiguur van karbouwenhuid voorstellende een pauzeteken TMnr 4551-27.jpg

Oleh :
SUDARMAWAN JUWONO

Kalkulasi Kekuatan





Menurut Al Ries mengutip jenderal dan ahli strategi kenamaan Clausewitz menyatakan bahwa faktor kekuatan merupakan sesuatu yang menentukan kemenangan. Prinsip ini merupakan prinsip utama dalam perang. Pihak yang kuat akan menentukan jalannya perang dan kemenangan. Perbandingan kekuatan antara Pandawa dan Kurawa adalah 7 (tujuh) dengan 11 (sebelas). Perbandingan yang lain adalah panglima perang Pandawa hampir semua anak muda kecuali Resi Seta, sedangkan pada Kurawa adalah para senior yang sangat berpengalaman. Di atas kertas, kekuatan Astina akan unggul karena adanya senapati-senapati dan ahli perang yang tangguh seperti Resi Bisma, Resi Durna dan Prabu Salya atau Adipati Karna. Siapa yang bisa mengalahkan strategi Resi Bisma, boleh dikatakan panglima tua ini tidak ada dua atau lawannya.

Adapun Prabu Salya merupakan tokoh tua yang tidak ada bandingannya dalam menggerakkan kekuatan Candra Birawa yang mengerahkan ribuan raksasa. Siapa yang mampu menandinginya, Arjuna atau Bimasena sendiri tidak kuasa melawan paman mereka tersebut. Sedangkan Adipati Karna memiliki keunggulan sebagai senapati yang jago memanah tidak pernah meleset ditakuti oleh Pandawa. Belum lagi dukungan dari negara-negara jajahan dan sekutu Astina yang tidak terbilang. Belum lagi anak-anak muda lain seperti Aswatama putra Resi Durna yang pilih tanding, Burisrawa putra Mandraka atau anak-anak Adipati Karna. Mengapa Pandawa nekat berperang melawan Astina, adakah pemikiran logis yang mendasari keputusan tersebut ?

Dibalik Keputusan Pandawa
Kekuatan Pandawa di bawah kekuatan Kurawa. Namun ada beberapa faktor yang membuat mereka merasa memiliki peluang. (1) Faktor pengalaman. Kekuatan Pandawa dibentuk oleh pengalaman merubah sesuatu yang tidak ada menjadi ada. Spirit kekuatan tersebut terletak pada budaya Pandawa yang tidak mudah menyerah dan militan. Sebaliknya kekuatan Pandawa juga tidak terbilang ringan karena Pandawa merupakan kekuatan yang telah teruji oleh perubahan jaman. Mereka ini telah ditempa berbagai macam tipuan, pengalaman membuka hutan menjadikan kota Indraprasta. Tidak hanya itu Pandawa memiliki pengalaman menghamba menjadi pelayan kerajaan Wirata serta menjadi prajurit membela Wirata. Kegigihan Pandawa membangun Amarta dari belantara yang angker penuh binatang buas dan mahluk berbahaya menjadi negeri gemah ripah loh jinawi. (2) Keterpaksaan untuk menempuh jalan ini karena tidak ada jalan lain. (3) Kemampuan tempur para kawula muda. Sekalipun generasi muda Pandawa seperti Gatotkaca, Abimanyu atau Bambang Irawan masih relatif muda namun mereka memiliki ulah ketrampilan dan penguasaan seni perang yang luar biasa. Mereka ini mampu menandingi para Kurawa seperti Jayadrata, Kartamarma dan Dursasana. Sedangkan generasi muda Kurawa nyaris tidak ada, regenerasi di Astina tidak sebaik yang terjadi di lingkungan lawan mereka. Tokoh Lesmana Mandrakumara anak Prabu Duryudana juga tidak bisa diharapkan menjadi pengganti raja Astina.

Dari ke 3 (tiga) alasan tersebut sebenarnya keputusan untuk menagih janji Kurawa atas tanah Astina sebenarnya menunggu waktu yang tepat guna mempertanggungjawabkan kewajiban dan amanat leluhur untuk menjaganya. Sebenarnya Pandawa sudah tidak kurang memiliki Amarta yang kaya raya dan disegani oleh kerajaan-kerajaan lain, namun Astina masih berhutang. Kini tiba saatnya Pandawa menagih kembali. Dalam lakon Kresna Duta, Pandawa meminta bantuan Prabu Kresna untuk meminta kembali tanah Astina secara baik-baik. Namun Kurawa memandang bahwa sebenarnya saat inilah tepat untuk mengalahkan Pandawa pada medan pertempuran yang sebenarnya. Mereka yakin bahwa Pandawa tidak akan mampu menembus pertahanan bala tentara Astina dan memasuki kota Astina.

Bilamana mereka berdamai dengan Pandawa maka justru akan merugikan kepentingan Astina pada masa yang akan datang apalagi generasi penerus Kurawa tidak sekuat generasi Pandawa. Maka Bharata Yudha adalah menjadi tulang punggung untuk menaklukkan Pandawa di tengah-tengah kejayaan mereka. Kesalahan Kurawa hanya satu yaitu saat mereka mempermalukan dan menyerang Prabu Kresna ketika menjadi Duta Pandawa. Saat itulah Prabu Kresna yang terikat sumpah untuk tidak berperang akhirnya menjadi penasehat Pandawa tanpa harus mengangkat senjata.

Di mata Pandawa, kekalahan Kurawa akan memberikan jalan bagi mereka untuk menyerah tanpa syarat kemudian menyerahkan sebagian tanah Astina seperti yang diminta pada saat Kresna diutus menjadi duta. Namun Pandawa juga sadar mereka berhadapan dengan kekuatan benteng yang nyaris tidak tertembus sementara sadar bahwa mereka sendiri kekurangan pasukan. Tidak sedikit negara-negara sahabat yang ciut nyalinya untuk bergabung dengan Pandawa melihat lawan Pandawa yang sedemikian tangguh. Kebesaran Resi Bisma dan Resi Durna membuat mereka enggan untuk melawannya karena berarti binasa. Hanya Wirata, Pringgodani dan beberapa negara kecil lain yang rela bergabung dengan Amarta.


Tabel
Perimbangan Kekuatan Pandawa dan Kurawa

KEKUATAN MILITER
PANDAWA
KURAWA
Penasehat
Prabu Kresna
Patih Sengkuni,
Resi Bhisma dan
Resi Durna
Panglima Perang
Resi Seta, Arjuna, Bimasena, dan Drestajumena
Patih Sengkuni, Resi Bisma, Pandita Durna, Adipati Karna, Prabu Salya dan Prabu Suyudana, Aswatama
Para Perwira Tinggi
Nakula, Sadewa, Srikandi, Prabu Drupada, Abimanyu, Gatotkaca, dan
Setyaki
Jayadrata, Dursasana, Rukmarata, Burisrawa, Prabu Bogadenta, Resi Krepa, Kurawa bersaudara lainnya
Infantri
765.450 orang
1.202.850 orang
Kaveleri
455.000 orang
715.000 orang
Kereta Perang & Gajah
153.090
240.570
Sekutu
3 negara yaitu : Cempalareja, Pringgandani dan Wirata
9 negara yaitu : Awangga, bala bantuan Dwarawati (berupa pasukan) dan Mandura (tanpa rajanya), Gandaradesa, Magada, Mandaraka, Sindukalangan, Trajutrisna dan Trigata
Dari berbagai sumber

Dengan demikian mengapa Pandawa maupun Kurawa tetap menghendaki perang Bharata Yudha karena mereka semua memiliki perhitungan atau kalkulasi. Kalkulasi Kurawa terletak pada kekuatan mereka di atas kertas yang melampaui jumlah maupun kualitas pasukan Pandawa. Diperkirakan hingga dua minggu pasukan Kurawa akan mampu bertahan sementara Pandawa akan merosot bila hasil pertempuran berimbang. Dengan gebrakan pasukan yang jauh lebih besar maka Kurawa tidak takut untuk menggelar formasi perang yang mengandalkan jumlah pasukan besar. Sedangkan Pandawa harus mempersiapkan diri untuk bertahan selama seminggu guna mencapai pertempuran yang berimbang. Bilamana terjadi kesalahan strategi maka dipastikan kekuatan Pandawa akan jauh berkurang. Namun genderang perang telah ditabuh, pihak Kurawa bernafsu menggelar Bharata Yudha bilamana Pandawa mundur teratur, kalah atau menang, mereka Kurawa akan memperoleh keuntungan.
Previous
Next Post »