Strategi 1. Cara Arjuna Memilih Pasukan

MANAJEMEN STRATEGI
DALAM BHARATA YUDHA
Memenangkan tanpa Mengalahkan

COLLECTIE TROPENMUSEUM Wajangfiguur van karbouwenhuid voorstellende een pauzeteken TMnr 4551-27.jpg

Oleh :
SUDARMAWAN JUWONO


Cara Arjuna Memilih Pasukan 
 
"Sebelum berperang kita perlu memastikan siapa yang menjadi penasehat kita. Peperangan tidak hanya memerlukan kekuatan pasukan bersenjata namun juga kepiawaian penasehat yang bersenjatakan otaknya. Dalam batas-batas tertentu, nasehat dari penasehat yang cerdas dapat membantu pasukan yang lebih kecil memenangkan pertempuran dengan pasukan yang lebih besar."

Ketika perang hendak berlangsung maka Arjuna utusan Amarta dan Duryudana pemimpin Astina datang meminta bantuan pada sang Kresna. Ketika diperintahkan Arjuna memilih antara kehadiran dirinya tidak bersenjata atau sepasukan yang tangguh. Arjuna memilih Kresna tanpa senjata. Sedangkan Duryudana bergembira karena mendapat pasukannya, karena sebelumnya sempat berpikir bahwa Kresna tidak akan memberi pilihan apa-apa. Sebab dirinya telah mengecewakan Kresna saat menjadi duta. Bila saat ini Kresna memberi pilihan berarti suatu kemujuran bagi Kurawa. Di dalam benaknya, Duryudana menimbang-nimbang kalau memilih Kresna maka bisa jadi Kurawa tidak akan memenangkan pertempuran, kehadirannya akan menjadi duri dalam daging. Ketika ditanya mengapa memilih dirinya, Arjuna menjawab, ” Aku bisa memimpin pasukanku namun menghendaki kehadiran anda untuk memberikan kejayaan pada Pandawa”. Pesan dari kisah ini mengajarkan bahwa dalam memenangkan perang tidak cukup dengan memiliki pasukan yang kuat dan pemimpin yang berani namun diperlukan penasehat yang baik.

Makna Strategi Memilih Penasehat
Kehadiran Kresna sebagai penasehat menunjukkan bahwa arti seorang yang mampu memberikan nasehat mengenai strategi sangat penting. Apa yang dilakukan penasehat adalah : (1) Memberikan motivasi, (2) Memberikan strategi, (3) Memberikan peringatan. Bagaimana peran serta dukungan Kresna terhadap Pandawa ini tergambar dengan baik dalam Bhagawad Gita. Kecerdasan Pandawa memilih Kresna inilah yang mengantarkan pada kemenangan mereka walau jumlah pasukan Pandawa lebih sedikit dari Kurawa. Namun akhirnya mereka bisa memenangkan peran. Hal ini salah satunya berkat Kresna sang penasehat yang mengarahkan strategi Pandawa.

Kresna adalah seorang penasehat serta kawan yang sangat baik. Hingga akhir Bharata Yudha tidak pernah terlibat konflik sekalipun antara penasehat dengan Pandawa. Sementara di kalangan Kurawa justru terjadi sebaliknya keberadaan Resi Bhisma maupun Durna diabaikan oleh Prabu Duryudana dan adik-adiknya. Duryudana selalu menolak nasehat Resi Bhisma agar mempertimbangkan kembali langkah-langkah menghentikan perang serta menempuh jalan damai. Sebaliknya Duryudana justru mengikuti nasehat yang memperteguh pendiriannya untuk tetap berperang.

Mengapa peran ahli strategi sangat menentukan dalam pengambilan keputusan manajemen ? Pengetahuan mengenai kekuatan diri sendiri dan lawan sangat penting untuk menentukan strategi yang akan diambil. Penasehat yang baik akan mampu mengelola pasukan, melakukan perhitungan dengan cermat jumlah pasukan dan sekutu serta kekuatan lawan. Hal ini telah dialami Pandawa saat membantu negeri Wirata menghadapi serbuan Astina. Dalam perang antara Wirata dan Astina, sesungguhnya balatentara Wirata telah turun moral. Mereka tidak percaya pada pemimpin mereka untuk memenangkan pertempuran. Namun berkat Arjuna yang menyamar sebagai Wrethanala, akhirnya perang dapat dimenangkan Wirata. Pandawa inti peperangan sebenarnya adalah adu strategi, terutama bagi pihak yang lebih lemah, upaya memilih dan mengatur strategi sangat penting.

Kurawa juga memiliki penasehat ulung yaitu Patih Aryo Sengkuni. Ketika Kurawa masih kecil mereka diasuh oleh resi Bisma yang juga berperan sebagai penasehat agung Astina. Namun beranjak dewasa, peran sebagai penasehat dipegang oleh Patih Haryo Sangkuni. Patih Astina ini sebagai aktor yang sangat berperan yang memberikan arahan untuk menghilangkan Pandawa pada masa-masa damai. Berbagai peristiwa yang mencelakakan Pandawa merupakan skenario Patih Sangkuni. Celakanya Kurawa lebih suka mendengar nasehat dari Patih Sengkuni daripada Resi Bisma yang arif. Bahkan saat perang Bharata Yudha tidak kurang-kurangnya Resi tua ini mencoba mengingatkan kembali kesalahan-kesalahan Duryudana namun diabaikan.

Negara Alengka yang dipimpin Prabu Dasamuka juga memiliki penasehat yaitu Patih Prahasta dan Gunawan Wibisana. Namun keangkaramurkaan Prabu Dasamuka menyebabkan dirinya mengabaikan kedua penasehat tersebut sehingga membawa kecelakaan fatal pada negeri tersebut. Sebaliknya Gunawan Wibisana yang dianggap tidak sesuai dengan jalan kebijakan Alengka justru dibuang. Akhirnya Wibisana mengabdi sebagai penasehat pada pasukan Prabu Ramawijaya. Kehadiran Wibisana sangat membantu karena dirinya merupakan orang Alengka sehingga mengetahui segala kekuatan maupun kelemahan negeri ini. Berkat nasehat-nasehat Wibisana maka balatentara pasukan kera bersama Prabu Ramawijaya berhasil mengalahkan Alengka.

Pada jaman Mataram Islam, ada seorang penasehat ulung yang membantu Panembahan Senopati dalam menaklukkan lawan-lawannya yaitu Ki Juru Mertani. Kehadiran penasehat ini menggantikan peran Walisongo pada kerajaan Demak yang sebelumnya sangat berperan dan berpengaruh menentukan jalannya politik pemerintahan maupun peperangan. Sejak Panembahan Senopati masih muda serta belum berpengalaman, Ki Juru Mertani telah membantunya dengan siasat-siasat yang jitu. Salah satunya adalah ketika menaklukkan Aryo Penangsang yang sangat perkasa. Mengingat perang terbuka tidak memungkinkan maka Ki Juru Mertani mengatur siasat agar terjadi perang tanding secara tiba-tiba tanpa persiapan. Setelah Aryo Penangsang dipancing kemarahannya maka segera masuk perangkap Panembahan Senopati.

Relevansi tema ini pada kondisi sekarang adalah perlunya suatu organisasi menaruh perhatian pada upaya memenuhi kebutuhan sumber daya yang tangguh. Mereka ini akan menjadi pilar-pilar dalam mendukung aktivitas perubahan. Jangan sampai terlena pada sumber daya alam maupun kekuatan militer serta budaya sementara mengabaikan peran sumber daya sebagai pelakunya.

Presiden Suharto dengan Para Penasehatnya
Presiden Suharto merupakan salah seorang pemimpin yang memiliki dukungan para penasehat handal pada masa itu. Sekalipun Suharto bukan seorang sarjana seperti halnya Sukarno melainkan seorang tentara namun memiliki pandangan yang luas dalam memerintah. Suharto merekrut para ilmuwan menjadi menteri yang mengawal roda pemerintahannya. Tidak terlelalu berlebihan ada sementara pendapat yang menyatakan bahwa Suharto adalah seorang manajer. Dengan dukungan para penasehat ini Suharto mampu merencanakan pembangunan nasional.

Keberadaan Penasehat Dalam Bisnia Modern
Dalam persaingan bisnis sekarang ini peran ahli strategi yang mampu membantu ancaman menjadi peluang seperti Kresna sangat penting. Kehadiran Kresna dapat diwujudkan dalam bentuk lembaga konsultan manajemen yang berperan aktif membantu merumuskan strategi bisnis. Pada masa sekarang analisis yang digunakan sebenarnya tidak jauh berbeda dengan pada masa Kresna. Seperti diketahui seorang penasehat tidak hanya mengolah fakta-fakta, data dan informasi-informasi yang tersurat namun tersirat. Kresna sangat menguasai medan informasi kemudian mengolahnya menjadi keputusan-keputusan yang strategis. Keunggulan yang dimiliki Kresna adalah kemampuan melihat yang tersirat dan memprediksikannya sehingga dikatakan sebagai “ waskita “ atau dalam bahasa Jawa disebut weruh sadurunge winarah. Kemampuan intuitif ini pada masa sekarang bukan hal yang asing atau dianggap mustahil. Intuisi para penasehat ternyata mampu mengalahkan berbagai keputusan yang didasarkan informasi hasil penelitian.

Pada masa masa krisis peran konsultan manajemen sangat penting, namun pada masa damai atau dalam posisi aman juga diperlukan. Konsultan yang baik akan mampu membuat rumusan strategi perusahaan yang tepat. Maskapai penerbangan Garuda misalnya mampu berkelit dari krisis setelah dipegang pimpinan yang tepat. Para pemimpin yang baik tidak bekerja sendiri namun mereka dibantu penasehat yang andal. Sejarah juga mencatat transformasi Telkom ditangan seorang Cacuk Sudaryanto. Dalam konteks ini seorang pemimpin sekaligus penasehat perusahaan. Peran Robby Johan dalam mengantar proses penggabungan bank-bank dalam satu bank yaitu Mandiri. Keberhasilan korporasi-korporasi tersebut bukan karena semata-mata kekuatan perusahaan tersebut melainkan strategi yang dimainkan dalam memenangkan pertempuran.

Hal ini menunjukkan peran penting kehadiran seorang penasehat. Pada masa lalu kemampuan pemerintah kolonial Hindia Belanda menguasai Aceh antara lain berkat kehadiran seorang penasehat yaitu Snouck Hurgonye, padahal dia bukan seorang militer melainkan peneliti budaya. Snouck Hourgonye melakukan penelitian mengenai adat istiadat, kepercayaan hingga perilaku orang Aceh. Kerjanya tidak tanggung-tanggung, Hourgonye masuk Islam dengan nama Abdul Ghafar bahkan sempat menunaikan ibadah haji. Setelah menjadi seorang muslim baru kemudian terjun ke Aceh melakukan penelitian selama berbulan-bulan. Dari hasil eksplorasinya tersebut Snouck Hurgonye berhasil mendapatkan pengetahuan bagaimana cara mengalahkan atau melemahkan perjuangan rakyat Aceh.

Sebaliknya dari strategi merekrut penasehat yang baik adalah mengabaikan tindakan seperti ini. Atau telah memiliki penasehat yang baik tetapi tidak memanfaatkannya sehingga alih-alih mereka membantu malah akan meninggalkan. Penasehat yang baik adalah seperti Kresna tidak memiliki watak berkuasa atau mendapatkan keuntungan melainkan dari panggilan hati nurani menegakkan keadilan.
Previous
Next Post »