MANAJEMEN STRATEGI
DALAM BHARATA YUDHA
Memenangkan tanpa
Mengalahkan
Oleh :
SUDARMAWAN JUWONO
Cara Arjuna Memilih Pasukan
"Sebelum berperang kita perlu memastikan siapa yang menjadi
penasehat kita. Peperangan tidak hanya memerlukan kekuatan pasukan
bersenjata namun juga kepiawaian penasehat yang bersenjatakan
otaknya. Dalam batas-batas tertentu, nasehat dari penasehat yang
cerdas dapat membantu pasukan yang lebih kecil memenangkan
pertempuran dengan pasukan yang lebih besar."
Ketika perang hendak berlangsung maka Arjuna utusan Amarta dan
Duryudana pemimpin Astina datang meminta bantuan pada sang Kresna.
Ketika diperintahkan Arjuna memilih antara kehadiran dirinya tidak
bersenjata atau sepasukan yang tangguh. Arjuna memilih Kresna tanpa
senjata. Sedangkan Duryudana bergembira karena mendapat pasukannya,
karena sebelumnya sempat berpikir bahwa Kresna tidak akan memberi
pilihan apa-apa. Sebab dirinya telah mengecewakan Kresna saat menjadi
duta. Bila saat ini Kresna memberi pilihan berarti suatu kemujuran
bagi Kurawa. Di dalam benaknya, Duryudana menimbang-nimbang kalau
memilih Kresna maka bisa jadi Kurawa tidak akan memenangkan
pertempuran, kehadirannya akan menjadi duri dalam daging. Ketika
ditanya mengapa memilih dirinya, Arjuna menjawab, ” Aku bisa
memimpin pasukanku namun menghendaki kehadiran anda untuk memberikan
kejayaan pada Pandawa”. Pesan dari kisah ini mengajarkan bahwa
dalam memenangkan perang tidak cukup dengan memiliki pasukan yang
kuat dan pemimpin yang berani namun diperlukan penasehat yang baik.
Makna Strategi Memilih Penasehat
Kehadiran Kresna sebagai penasehat menunjukkan bahwa arti seorang
yang mampu memberikan nasehat mengenai strategi sangat penting. Apa
yang dilakukan penasehat adalah : (1) Memberikan motivasi, (2)
Memberikan strategi, (3) Memberikan peringatan. Bagaimana peran serta
dukungan Kresna terhadap Pandawa ini tergambar dengan baik dalam
Bhagawad Gita. Kecerdasan Pandawa memilih Kresna inilah yang
mengantarkan pada kemenangan mereka walau jumlah pasukan Pandawa
lebih sedikit dari Kurawa. Namun akhirnya mereka bisa memenangkan
peran. Hal ini salah satunya berkat Kresna sang penasehat yang
mengarahkan strategi Pandawa.
Kresna adalah seorang penasehat serta kawan yang sangat baik. Hingga
akhir Bharata Yudha tidak pernah terlibat konflik sekalipun antara
penasehat dengan Pandawa. Sementara di kalangan Kurawa justru terjadi
sebaliknya keberadaan Resi Bhisma maupun Durna diabaikan oleh Prabu
Duryudana dan adik-adiknya. Duryudana selalu menolak nasehat Resi
Bhisma agar mempertimbangkan kembali langkah-langkah menghentikan
perang serta menempuh jalan damai. Sebaliknya Duryudana justru
mengikuti nasehat yang memperteguh pendiriannya untuk tetap
berperang.
Mengapa peran ahli strategi sangat menentukan
dalam pengambilan keputusan manajemen ? Pengetahuan mengenai kekuatan
diri sendiri dan lawan sangat penting untuk menentukan strategi yang
akan diambil. Penasehat yang baik akan mampu mengelola pasukan,
melakukan perhitungan dengan cermat jumlah pasukan dan sekutu serta
kekuatan lawan. Hal ini telah dialami Pandawa saat membantu negeri
Wirata menghadapi serbuan Astina. Dalam perang antara Wirata dan
Astina, sesungguhnya balatentara Wirata telah turun moral. Mereka
tidak percaya pada pemimpin mereka untuk memenangkan pertempuran.
Namun berkat Arjuna yang menyamar sebagai Wrethanala, akhirnya perang
dapat dimenangkan Wirata. Pandawa inti peperangan sebenarnya
adalah adu strategi, terutama bagi pihak yang lebih lemah, upaya
memilih dan mengatur strategi sangat penting.
Kurawa juga memiliki penasehat ulung yaitu Patih Aryo Sengkuni.
Ketika Kurawa masih kecil mereka diasuh oleh resi Bisma yang juga
berperan sebagai penasehat agung Astina. Namun beranjak dewasa, peran
sebagai penasehat dipegang oleh Patih Haryo Sangkuni. Patih Astina
ini sebagai aktor yang sangat berperan yang memberikan arahan untuk
menghilangkan Pandawa pada masa-masa damai. Berbagai peristiwa yang
mencelakakan Pandawa merupakan skenario Patih Sangkuni. Celakanya
Kurawa lebih suka mendengar nasehat dari Patih Sengkuni daripada Resi
Bisma yang arif. Bahkan saat perang Bharata Yudha tidak
kurang-kurangnya Resi tua ini mencoba mengingatkan kembali
kesalahan-kesalahan Duryudana namun diabaikan.
Negara Alengka yang dipimpin Prabu Dasamuka juga memiliki penasehat
yaitu Patih Prahasta dan Gunawan Wibisana. Namun keangkaramurkaan
Prabu Dasamuka menyebabkan dirinya mengabaikan kedua penasehat
tersebut sehingga membawa kecelakaan fatal pada negeri tersebut.
Sebaliknya Gunawan Wibisana yang dianggap tidak sesuai dengan jalan
kebijakan Alengka justru dibuang. Akhirnya Wibisana mengabdi sebagai
penasehat pada pasukan Prabu Ramawijaya. Kehadiran Wibisana sangat
membantu karena dirinya merupakan orang Alengka sehingga mengetahui
segala kekuatan maupun kelemahan negeri ini. Berkat nasehat-nasehat
Wibisana maka balatentara pasukan kera bersama Prabu Ramawijaya
berhasil mengalahkan Alengka.
Pada jaman Mataram Islam, ada seorang penasehat ulung yang membantu
Panembahan Senopati dalam menaklukkan lawan-lawannya yaitu Ki Juru
Mertani. Kehadiran penasehat ini menggantikan peran Walisongo pada
kerajaan Demak yang sebelumnya sangat berperan dan berpengaruh
menentukan jalannya politik pemerintahan maupun peperangan. Sejak
Panembahan Senopati masih muda serta belum berpengalaman, Ki Juru
Mertani telah membantunya dengan siasat-siasat yang jitu. Salah
satunya adalah ketika menaklukkan Aryo Penangsang yang sangat
perkasa. Mengingat perang terbuka tidak memungkinkan maka Ki Juru
Mertani mengatur siasat agar terjadi perang tanding secara tiba-tiba
tanpa persiapan. Setelah Aryo Penangsang dipancing kemarahannya maka
segera masuk perangkap Panembahan Senopati.
Relevansi tema ini pada kondisi sekarang adalah perlunya suatu
organisasi menaruh perhatian pada upaya memenuhi kebutuhan sumber
daya yang tangguh. Mereka ini akan menjadi pilar-pilar dalam
mendukung aktivitas perubahan. Jangan sampai terlena pada sumber daya
alam maupun kekuatan militer serta budaya sementara mengabaikan peran
sumber daya sebagai pelakunya.
Presiden Suharto dengan Para Penasehatnya
Presiden Suharto merupakan salah seorang pemimpin yang memiliki
dukungan para penasehat handal pada masa itu. Sekalipun Suharto bukan
seorang sarjana seperti halnya Sukarno melainkan seorang tentara
namun memiliki pandangan yang luas dalam memerintah. Suharto merekrut
para ilmuwan menjadi menteri yang mengawal roda pemerintahannya.
Tidak terlelalu berlebihan ada sementara pendapat yang menyatakan
bahwa Suharto adalah seorang manajer. Dengan dukungan para penasehat
ini Suharto mampu merencanakan pembangunan nasional.
Keberadaan Penasehat Dalam Bisnia Modern
Dalam persaingan bisnis sekarang ini peran ahli strategi yang mampu
membantu ancaman menjadi peluang seperti Kresna sangat penting.
Kehadiran Kresna dapat diwujudkan dalam bentuk lembaga konsultan
manajemen yang berperan aktif membantu merumuskan strategi bisnis.
Pada masa sekarang analisis yang digunakan sebenarnya tidak jauh
berbeda dengan pada masa Kresna. Seperti diketahui seorang penasehat
tidak hanya mengolah fakta-fakta, data dan informasi-informasi yang
tersurat namun tersirat. Kresna sangat menguasai medan informasi
kemudian mengolahnya menjadi keputusan-keputusan yang strategis.
Keunggulan yang dimiliki Kresna adalah kemampuan melihat yang
tersirat dan memprediksikannya sehingga dikatakan sebagai “ waskita
“ atau dalam bahasa Jawa disebut weruh sadurunge winarah.
Kemampuan intuitif ini pada masa sekarang bukan hal yang asing atau
dianggap mustahil. Intuisi para penasehat ternyata mampu mengalahkan
berbagai keputusan yang didasarkan informasi hasil penelitian.
Pada masa masa krisis peran konsultan manajemen sangat penting, namun
pada masa damai atau dalam posisi aman juga diperlukan. Konsultan
yang baik akan mampu membuat rumusan strategi perusahaan yang tepat.
Maskapai penerbangan Garuda misalnya mampu berkelit dari krisis
setelah dipegang pimpinan yang tepat. Para pemimpin yang baik tidak
bekerja sendiri namun mereka dibantu penasehat yang andal. Sejarah
juga mencatat transformasi Telkom ditangan seorang Cacuk Sudaryanto.
Dalam konteks ini seorang pemimpin sekaligus penasehat perusahaan.
Peran Robby Johan dalam mengantar proses penggabungan bank-bank dalam
satu bank yaitu Mandiri. Keberhasilan korporasi-korporasi tersebut
bukan karena semata-mata kekuatan perusahaan tersebut melainkan
strategi yang dimainkan dalam memenangkan pertempuran.
Hal ini menunjukkan peran penting kehadiran seorang penasehat. Pada
masa lalu kemampuan pemerintah kolonial Hindia Belanda menguasai Aceh
antara lain berkat kehadiran seorang penasehat yaitu Snouck Hurgonye,
padahal dia bukan seorang militer melainkan peneliti budaya. Snouck
Hourgonye melakukan penelitian mengenai adat istiadat, kepercayaan
hingga perilaku orang Aceh. Kerjanya tidak tanggung-tanggung,
Hourgonye masuk Islam dengan nama Abdul Ghafar bahkan sempat
menunaikan ibadah haji. Setelah menjadi seorang muslim baru kemudian
terjun ke Aceh melakukan penelitian selama berbulan-bulan. Dari hasil
eksplorasinya tersebut Snouck Hurgonye berhasil mendapatkan
pengetahuan bagaimana cara mengalahkan atau melemahkan perjuangan
rakyat Aceh.
Sebaliknya dari strategi merekrut penasehat yang baik adalah
mengabaikan tindakan seperti ini. Atau telah memiliki penasehat yang
baik tetapi tidak memanfaatkannya sehingga alih-alih mereka membantu
malah akan meninggalkan. Penasehat yang baik adalah seperti Kresna
tidak memiliki watak berkuasa atau mendapatkan keuntungan melainkan
dari panggilan hati nurani menegakkan keadilan.