MANAJEMEN STRATEGI
DALAM BHARATA YUDHA
Memenangkan tanpa
Mengalahkan
Oleh :
SUDARMAWAN JUWONO
Berstrategi Atau Mati
Strategi Lainnya : Kearifan Strategi Dalam Bharatayudha
Strategi merupakan konsep yang digunakan untuk
mengartikan suatu cara yang efektif dalam mencapai tujuan atau
menyelesaikan masalah tertentu. Penggunaan kata strategis berasal
dari istilah militer sehingga tidak mengherankan bilamana analogi
bisnis dengan perang. Kata strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu
”strategos”.
Kata strategos
dibentuk dari kata ” stratos
” yang berarti militer dan ” ag
” yang berarti memimpin.
Jenderal Clausewitz menjelaskan strategi sebagai cara penggunaan
pertempuran untuk mencapai tujuan perang. Perang merupakan kumpulan
dari pertempuran, sehingga kemenangan dalam perang ditentukan oleh
pertempuran. Sedangkan Liddell Hart menyebutkan bahwa strategi adalah
seni mendistribusikan dan menggunakan alat atau cara militer guna
mencapai tujuan politik. Sedangkan Webster menjelaskan bahwa strategi
adaah ilmu dan seni tentang penggunaan kekuatan politik, ekonomi,
psikologi dan militer suatu bangsa yang memungkinkan dukungan
maksimal pada kebijaksanaan yang telah ditetapkan baik dalam perang
atau damai. Dalam bahasa Indonesia strategi dikatakan sebagai ilmu
dan seni yang menggunakan sumber daya untuk melaksanakan
kebijaksanaan tertentu dalam perang dan damai. Penjelasan tersebut
menunjukkan bahwa pemahaman strategi tidak terlepas dari konsep
militer.
Salah satu bentuk yang diuji dalam peperangan
adalah adu strategi. Dalam Bharata Yudha, Pandawa dan Kurawa saling
beradu dengan menggunakan segala macam cara untuk dapat saling
mengalahkan. Pola-pola yang digunakan dalam perang besar tersebut
menyerupai bila tidak dikatakan sama dengan strategi yang digunakan
dalam bisnis modern sekarang ini. Kata “ strategi” berasal
dari dunia militer dan dipergunakan dalam aktivitas-aktivas militer.
Keharusan Menggunakan Strategi ?
Pertarungan raksasa-raksasa bisnis baik terbuka
atau tidak, mirip dengan peperangan. Masing-masing pihak berusaha
memanfaatkan kelemahan kelengahan lawan. Istilah strategi atau
siasat, menyerang atau bertahan merupakan konsep yang digunakan dalam
militer juga digunakan dalam petarungan bisnis. Jack Welch, mantan
petinggi General Electric konon menggunakan prinsip ajaran Tsun Tzu.
Sekalipun demikian prinsip ini juga mulai ditinggalkan para praktisi
pemasaran karena nilai-nilai yang diajarkan Tsun Tzu sangat
bertentangan dengan kemanusiaan. Sekalipun
ada kritik bahwa ajaran Tsun Tzu bertentangan dengan nilai-nilai
kemanusiaan namun demikian ajaran ini masih diminati untuk dipelajari
serta diimplementasikan dalam dunia nyata.
Strategi adalah bagian dari upaya memecahkan permasalahan yang
dihadapi. Suatu masalah tidak cukup dirumuskan setelah diketahui
namun perlu dipikirkan bagaimana mengatasinya dengan potensi yang
ada. Hukum dasar pertama mengatakan bahwa siapa yang lebih banyak dan
kuat lebih berpeluang memenangkan pertempuran. Hukum dasar kedua
adalah kemenangan diperoleh pihak yang mampu bertindak lebih tepat
dengan memanfaatkan kelemahan lawan. Hukum ketiga adalah kemenangan
diperoleh pihak yang dapat bertindak memanfaatkan potensi sendiri
dengan baik. Namun dalam berbagai kisah pertempuran terkenal di
dunia, banyak kemenangan diperoleh oleh pasukan yang jauh lebih
kecil. Kuncinya adalah strategi.
Strategi Berada Antara Pemikiran dan Nilai-Nilai
Ketika Bharata Yudha tidak dapat dihindarkan, semua pihak
bersiap-siap mengambil langkah-langkah untuk mempersiapkan segala
kemungkinan. Ketika Pandawa hendak memulai pertempuran, mereka sadar
bahwa menghadapi lawan yang lebih kuat harus menggunakan cara yang
tepat. Mereka tidak segan-segan mengubah aturan permainan yang
konvensional bahkan melanggar aturan permainan itu sendiri.
Menggunakan cara-cara biasa akan membawa pada kekalahan. Perencanaan
dan pemilihan suatu strategi dilandasi pemahaman mengenai potensi
diri, prospek keberhasilan dan mengurangi kerugian.