Proses
regenerasi pengetahuan wayang bagi generasi muda tidak dapat dilepaskan
kaitannya dengan keberadaan komik wayang. Beberapa isu hangat yang
dapat diangkat dalam rangka mengembangkan komik wayang sebagai media
budaya antara lain :
1. Sekilas Komik Wayang Di Indonesia
a. Komik Masa Lalu
Komik merupakan media informasi dan komunikasi peradaban bangsa
Indonesia. Adanya relief pada candi-candi seperti Borobudur, Prambanan,
atau Sukuh menunjukkan bahwa media grafis sangat memadai menjadi sarana
komunikasi pada saat itu bahkan nyaris abadi keberadaannya.
b. Komik Di Indonesia
Perkembangan
komik di Indonesia relative baru namun cukup memberikan informasi bahwa
komik menjadi sarana hiburan maupun pendidikan bahkan komoditas
ekonomi. Tudingan
bahwa komik adalah anti pendidikan bisa dimengerti karena banyak komik
yang menyajikan isi kurang mendidik baik dari cerita, tema, gambar dan
bahasa. Namun sebenarnya tidak kurang komik yang mendidik bahkan
sebagian majalah seperti Kuncung, Kawanku, Bobo, Hai dan amsih banyak
lain mereka ini mengandalkan komik sebagai daya tarik. Artinya komik
bisa menjadi ” media edukatif ” yang dapat diandalkan.
c. Makna Komik Wayang Sebagai Media
Dalam perkembangan berikut komik wayang merupakan alternatif pengenalan
pengetahuan wayang pada generasi muda. Komik wayang dalam perkembangan
lanjut ini telah disesuaikan dengan corak komik yang berkembang saat
ini.
2. Para Dalang Komik Wayang
a. Peran dalang
Dalam
perkembangan wayang, peran dalang adalah kunci karena di tangan mereka
nasib wayang dipertaruhkan. Kreatifitas dan inovasi para dalang pada
wayang kulit dan golek telah berkembang. Sebut saja Mantep Sudarsono,
Anom Suroto, Timbul Hadiprayitno untuk wayang kulit. Untuk wayang golek
adalah Asep Sunarya. Pagelaran wayang juga tidak lagi dipertunjukkan
pada gedung wayang orang, RRI atau TVRI namun Gedung Kesenian sejajar
dengan opera atau balet. Pasca reformasi kita juga melihat ternyata
banyak warga Tionghoa yang menyukai wayang (hanya belum mendengar ada
dalang Tionghoa sementara dari Eropa sudah ada). Bagaimana dengan dalang
wayang komik ?
b. Para Dalang Komik : Nasib para Dalang Tanpa Gamelan
Para
dalang komik wayang tidak ubah nasibnya seperti para komikus Indonesia
lainnya yang terseok-seok bertahan antara hidup dan mati berjuang
menempatkan komik sebagai bacaan yang layak.
c. Kreatifitas Para Dalang : Teknik Grafis dan Cerita
Kreatifitas
pada dalang komik tidak lagi pada gambar –gambar klasik namun juga
dapat dikembangkan menjadi gambar bergerak atau animasi. Melalui media
komik untuk penggambaran cerita wayang bisa berkembang lebih menarik.
Berbagai corak grafis dapat dikembangkan apakah masih bertumpu pada
aliran naturalis semacam RA Kosasih atau corak silat Hongkong yang lebih
mengutamakan gerak.
3. Cerita-cerita
Berbagai studi yang dapat dikembangkan sebagai tema penelitian mengenai
komikal tokoh-tokoh wayang seperti Dewa Ruci, Bharatayudha, Rama Tambak
dan sebagainya. Cerita-cerita klasik ini dapat dikembangkan dalam
tema-tema yang kontekstual seperti lingkungan hidup, pendidikan,
filsafat, kepahlawanan dan sebagainya. Misalnya cerita Dewa Ruci
mengandung pelajaran berharga yang dapat diangkat menjadi suri tauladan
pendidikan generasi muda.
Tema lain adalah studi tentang gambaran visualisasi masing-masing tokoh diperbandingkan dengan wayang kulit atau wayang golek.
4. Prospek Perkembangan Komik Wayang
Tema prospek perkembangan komik wayang merupakan tema yang dapat
diangkat untuk mengetahui kelemahan dan keunggulan komik wayang sebagai
media pendidikan. Dalam hal ini pengaruh pasar juga perlu diperhatikan sebagai faktor ekonomi yang menentukan proses komodifikasi berlangsung.