Strategi 4. Mengalihkan Perhatian Untuk Bersikap Netral

MANAJEMEN STRATEGI
DALAM BHARATA YUDHA
Memenangkan Tanpa Mengalahkan

COLLECTIE TROPENMUSEUM Wajangfiguur van karbouwenhuid voorstellende een pauzeteken TMnr 4551-27.jpg

Oleh :
SUDARMAWAN JUWONO


Mengalihkan Perhatian Untuk Bersikap Netral
Tidak semua penghalang harus disingkirkan. Alasannya antara lain energi yang dikeluarkan atau manfaat yang timbul kurang sehingga tidak bijaksana untuk menyingkirkan. Seperti dalam gerakan pencak silat yang cenderung menggunakan taktik menghindar dibandingkan bertempur dengan tenaga penuh. Dalam perang selain menghimpun potensi, diperlukan upaya untuk menghilangkan penghalang yang akan merintangi kemenangan. Caranya dengan menyingkirkan atau mengalihkan perhatian sehingga penghalang tersebut tidak mengganggu aksi mereka.

Pada Bharata Yudha, antara Baladewa dan Kresna berselisih pendapat. Kresna terang-terangan membela Pandawa sedangkan Baladewa sebaliknya. Prabu Baladewa bertindak hendak membela Astina karena menurutnya tindakan Duryudana benar. Dalam pemikirannya Pandawa telah kehilangan hak-haknya. Kresna mengkhawatirkan hal tersebut akan membuat Baladewa menghalangi tindakan-tindakan Pandawa menyerang Kurawa. Tindakan yang dilakukan oleh Prabu Kresna adalah menyiasati agar kakaknya Prabu Baladewa tidak dapat mengikuti jalannya perang Bharata Yudha. Kehadiran Prabu Baladewa dalam peperangan berpotensi merugikan Pandawa karena selain cenderung memihak pada Kurawa. Pada dasarnya Prabu Baladewa adalah seorang yang adil dan jujur namun keras serta tidak dapat mudah menerima perlakuan curang. Hal ini bisa menimbulkan merupakan masalah tersendiri. Agar sang kakak tidak bisa membantu Kurawa maka Kresna meminta kakaknya untuk bertapa di air terjun Grojogan Sewu dengan tujuan mendapatkan kedamaian serta petunjuk guna memenangkan Bharatayudha. Alhasil Baladewa absen tidak mengikuti jalannya perang Bharatayudha.

Rahasia Strategi Menyingkirkan Baladewa
Strategi mengalihkan perhatian oleh Kresna ini sangat efektif.Ada kalanya lawan tidak bisa dikalahkan karena kemampuannya melebihi kemampuan kita. Satu-satunya jalan adalah membuat mereka netral sehingga tidak mengganggu. Dalam manajemen perang, strategi ini masih sejalan dengan konsep perekrutan. Ada tiga tingkatan mengenai hubungan kita dengan lawan atau kawan yaitu : (1) Potensi kekuatan yang ada direkrut menjadi pendukung, (2) Potensi kekuatan yang ada hanya bersimpati, (3) Potensi kekuatan yang ada sebatas tidak mengganggu. Kresna menggunakan strategi berpura-pura untuk melakukan tindakan A padahal yang dituju adalah tindakan B. Seperti dalam permainan tinju ala Muhammad Ali yang mengandalkan berbagai serangan tipuan dan tidak mengandalkan konfrontasi langsung. Strategi ini juga diterapkan dalam sepakbola berpura-pura menyerang ke bagian kanan namun sesungguhnya menyerang sisi lain yang tengah ditinggalkan lawan.

Pada peperangan strategi ini dilakukan untuk mempertahankan stabilitas. Pasukan musuh yang melakukan perang gerilya, bisa diantisipasi agar tidak didukung rakyat. Bisa pula dengan membumi hanguskan semua properti yang dapat digunakan untuk alat perlawanan. Sementara harapan untuk mendapat dukungan dari mereka tidak bisa maka paling tidak mereka tidak lagi berpihak atau bersikap netral. Rakyat yang bersifat “ status quo “ atau masa bodoh adalah satu-satunya harapan agar tidak membantu musuh. Caranya adalah melakukan propaganda dan manipulasi.

Strategi Laut Biru
Pola ini juga digunakan dalam rangkap perang “ produk “. Bilamana lawan mengeluarkan produk yang menantang, kita memiliki pilihan antara mengeluarkan produk tandingan. Produk ini tentunya diposisikan lebih unggul dari produk lawan. Atau kita mengeluarkan produk yang kedudukannya mendampingi. Kedudukan pendamping ini hanya menjadi alternatif. Terakhir adalah mengeluarkan produk baru yang sama sekali tidak berhubungan dengan produk lawan. Strategi ini menghindarkan benturan dengan produk pesaing yang sulit untuk dikalahkan.

Politik Menyingkirkan Lawan
Para politisi juga menggunakan strategi ini untuk menyingkirkan lawan-lawan politiknya sesama partai maupun lain partai. Mereka mempertimbangkan bilamana melakukan konfrontasi langsung akan merugikan sendiri. Memberikan jabatan lain di luar kompetensi atau jangkauan untuk mencampuri urusan lain juga menggunakan strategi ini. Kita sering mendengar seseorang bawahan dimutasi ke tempat lain karena atasan tidak menghendaki campur tangan darinya.


Previous
Next Post »