Strategi 3. Memberi untuk Mendapatkan

MANAJEMEN STRATEGI
DALAM BHARATA YUDHA
Memenangkan tanpa Mengalahkan

COLLECTIE TROPENMUSEUM Wajangfiguur van karbouwenhuid voorstellende een pauzeteken TMnr 4551-27.jpg

Oleh :
SUDARMAWAN JUWONO


Memberi untuk Mendapatkan





Selain Adipati Karna adalah Jayadrata putra raja Sindu merupakan salah satu perwira muda Astina yang tergolong memiliki kesaktian tinggi. Sebenarnya Jayadrata bermaksud mengabdi pada Pandawa sesuai dengan arahan bapaknya, Begawan Sapwani. Namun di tengah jalan, satria muda ini terpikat dengan bujukan Patih Sangkuni yang melihat keunggulan dan kemampuannya. Jayadrata dijanjikan akan dijadikan satria terkemuka di Astina dan dinikahkan dengan putri Dursilawati adik Prabu Duryudana. Alhasil Jayadrata terpikat menjadi pendukung Kurawa. Apa yang mampu merebut keinginan Jayadrata yaitu : (1) Menjadi menantu raja Astina, (2) Kepercayaan. Sekalipun Jayadrata tahu bahwa jalan ini tidak sesuai dengan tujuannya semula namun hatinya telah terpikat dengan tawaran Astina.

Godaan para eksekutif muda ini bisa terkena sindrom Jayadrata terpikat Dursilawati. Prabu Sempani menghendaki Jayadrata anaknya untuk mengabdi pada Pandawa. Dalam kisah pewayangan, Jayadrata konon berasal dari kulit ari-ari Bimasena sehingga sepintas mirip baik perawakan maupun kesaktiannya. Hal itu menyebabkan sang ayah bermaksud mengirim anaknya ke Pandawa untuk bertemu dengan Bima yang dianggap saudara tua. Namun apa jadinya, di tengah jalan Jayadrata justru dipikat oleh Patih Sengkuni yang terpesona melihat kegagahan Jayadrata. Dalam pikiran Sengkuni, kehadiran Jayadrata akan mampu memperkuat barisan Kurawa.
Para calon eksekutif muda yang berpendidikan tinggi dan idealis sering terjebak dengan tawaran terselubung korporasi yang menawarkan iming-iming jabatan dan fasilitas. Mereka ini harus hati-hati karena bukan jarang justru menjadi perangkap bagi mereka nantinya.

Pada kisah Ramayana, Anoman sebagai agen rahasia Prabu Ramawijaya dalam perjalanan ke Alengka sempat tergoda oleh Sayempraba anak buah Prabu Dasamuka. Dalam sejarah perempuan sering menjadi alat untuk menaklukkan lawan. Pada jaman Mataram, Panembahan Senopati menggunakan putrinya untuk menaklukkan Ki Ageng Mangir dari Wanabaya yang tidak mau tunduk pada kekuasaan Mataram. Berbagai cara telah dilakukan namun Ki Ageng Mangir tidak pernah mau tunduk. Akhirnya digunakan cara halus dengan menggunakan putrinya sendiri. Putrinya ini menyamar menjadi pesinden yang mengembara dari satu dusun ke dusun lainnya untuk menghibur bersama para pemain gamelannya. Rombongan ini kemudian mendatangi Wanabaya daerah kekuasaan Ki Ageng Mangir. Ketika Ki Ageng Mangir terpikat kemudian mau diajak pergi ke Mataram untuk menyatakan takluk pada Panembahan Senopati.

Sebaliknya strategi ini juga bisa berarti kebalikannya yaitu menggunakan perempuan lawan untuk mengikat perdamaian. Seperti dilakukan Bimasena menikahi Arimbi adik Arimba raja Pringgondani. Pernikahan Bima dengan Arimbi kemudian melahirkan Gatotkaca, secara otomatis Pringgondani menjadi sekutu Pandawa.

Kisah ini dapat ditemukan dalam kasus pembajakan para profesional muda oleh perusahaan lawan dengan tawaran gaji, fasilitas dan karier yang menarik. Para profesional muda yang melihat penuh tantangan merasa bahwa jalan di depannya begitu terbuka. Bahkan tidak tertutup kemungkinan adanya pembajakan SDM dari suatu perusahaan pesaing terjadi dengan iming-iming jabatan dan gaji yang lebih tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa loyalitas terbentuk dari adanya penghargaan. Sebaliknya ancaman hukuman tidak cukup efektif untuk mempertahankan loyalitas.

Orang akan mudah kita ajak bila kerangka pikirnya sama dengan pikiran kita. Bila kita tidak suka mendengar lagu dangdut dari radio maka yang kita lakukan adalah memindah gelombang tersebut. Lain halnya bila kita menyukai maka bagaimanapun caranya akan diusahakan mencari stasiun radio yang memutar lagu-lagu dangdut. Maka ada istilah menyamakan pikiran atau menyetel gelombang supaya frekuensinya sama sehingga mendapat siaran radio yang sama. Strategi sama dilakukan oleh Donald Trump untuk membuat orang tertarik dan mau berbisnis dengannya. Strategi dan taktiknya dalam berinvestasi banyak menjadi rujukan orang. Trump melakukan bisnisnya bukan karena uangnya banyak namun bagaimana membangun imajinasi dalam kemitraan. Hal ini bukan mudah bagi seorang anak muda yang masih hijau harus berhadapan dengan para investor ulung. Pada proyek Commodore-Hyatt di Manhattan, Trump menjelaskan mengenai manfaat proyek ini. Dalam hal ini Trump menjalin hubungan atas dasar saling percaya dengan mitranya. Mengapa hal ini diperlukan ? Kita harus menyadari bahwa pada orang yang belum saling mengenal ada kecenderungan untuk saling curiga. Para bankir tentunya tidak mudah mempercayai seorang anak muda berumur 27 tahun berusaha menyakinkan tentang sebuah proyek investasi. Bilamana mereka telah percaya maka semuanya akan dilakukan.

Pelajaran penting dari kisah Jayadrata dan Dursilawati mengenai rekruitmen didasarkan keuntungan pihak yang direkrut ada beberapa hal : (1) Rekruitmen bisa dilakukan bilamana pihak yang direkrut mendapat kehormatan, (2) Tantangan, (3) Pilihan lain tidak pasti baik dari waktu maupun kesempatan. Strategi merekrut atau membidik anak muda didasarkan pada ke 3 (tiga) hal tersebut.
Orang semacam Jayadrata di pihak Pandawa antara lain adalah Setyaki yang dijuluki Bima Kunting.
Previous
Next Post »