Strategi 14. Menghindar Atau Melarikan Diri

MANAJEMEN STRATEGI
DALAM BHARATA YUDHA
Memenangkan Tanpa Mengalahkan

COLLECTIE TROPENMUSEUM Wajangfiguur van karbouwenhuid voorstellende een pauzeteken TMnr 4551-27.jpg

Oleh :
SUDARMAWAN JUWONO

Menghindar Atau Melarikan Diri



Strategi Lainnya : Kearifan Strategi Dalam Bharatayudha



"Tujuan peperangan adalah mendapat kemenangan dengan memancing emosi lawan maka jangan ragu untuk menghindar bilamana kondisi tidak menguntungkan. Sebab tidak tertutup kemungkinan situasi tersebut digunakan untuk menjebak lawan yang terpancing emosi."
 
Ketika berhadapan dengan raja Susarma, Arjuna meninggalkan lawannya karena harus membantu Bimasena menghadapi Boghadenta. Susarma yang kecewa meneriakkan sorak sorai yang mengejek sikap Arjuna tersebut namun yang bersangkutan tidak mempedulikan hal tersebut. Mengapa demikian ? Hal ini terjadi karena Arjuna sadar bahwa dirinya tertipu oleh siasat ini. Sebenarnya kedua raja tersebut bermaksud memancing perhatian agar keduanya terpisah. Bila kemudian berhasil maka Kurawa dengan mudah membekuk Prabu Puntadewa. Raja Susarma bertugas memancing Arjuna menjauhi medan dan Boghadenta melayani Bimasena. Bilasaja Arjuna terpancing secara emosional maka Pandawa akan terjebak dalam perangkap Astina. Langkah Arjuna membuahkan hasil. Boghadenta dipanah oleh Arjuna setelah terlebih dahulu gajah tunggangannya dilukai terlebih dahulu. Setelah Boghadenta dikalahkan maka Arjuna kembali melayani Susarma. Dalam beberapa saat kemudian Susarma dapat ditewaskan.


Lawan dan Lari
Melarikan diri adalah siasat yang harus dilakukan bilamana situasi tidak menguntungkan. Cara meninggalkan peperangan dengan cara mundur hendak dilakukan oleh Jayadrata setelah membunuh Abimanyu. Jayadrata melarikan diri atau menghindar dari medan pertempuran karena merasa tidak mampu melawan Arjuna.

Dalam peperangan modern, melarikan diri atau menghindar merupakan suatu taktik yang biasa digunakan untuk memperkecil kerugian. Pasukan yang kecil biasanya menggunakan strategi ” hit and run ” sehingga agar bisa bergerak cepat maka dibagi dalam unit-unit kecil yang otonom namun terkoordinasi dengan baik dengan induknya. Prinsip ini digunakan dengan baik dalam strategi perang gerilya menghadapi pasukan yang lebih besar akan menghindari konfrontasi langsung karena sangat berbahaya.
Previous
Next Post »