Anak-anak dan Pelestarian Wayang Di Era Global


Globalisasi merupakan rahmat maupun bencana, tergantung kesiapan kita menghadapinya. Sejak tahun 60-an, super hero atau jagoan dari manca negara telah memasuki negeri kita lewat film  dan bacaan.  Mulai saat itu wayang terdesak  sebagai budaya lama yang dianggap sudah ketinggalan jaman.  Namun globalisasi juga memberikan kesempatan bagi wayang untuk mendunia. Ketika penulis masih duduk di bangku SMA Wonogiri diberitahu bahwa ada mahasiswa asal Perancis bernama Andre (?) yang konon mempelajari wayang. Orang asing justru banyak yang menyukai wayang sebagai budaya yang eksotis dan menarik. Misal Romo Magnis Suseno, mencintai wayang seperti orang Jawa mencintai budaya leluhurnya.Pelestarian wayang sebagai budaya bangsa Indonesia perlu dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi perkembangan masyarakat sekarang ini. Tidak dapat dipungkiri bahwa situasi global bisa menjadi hal yang  sangat tidak menguntungkan gerakan cinta dan pelestarian wayang. Upaya penyelamatan tidak cukup dengan mencintai saja tanpa suatu tindakan pro-aktif melakukan regenerasi gerakan cinta wayang. Mata rantai penting dalam melakukan gerakan cinta wayang ini adalah dengan memperkenalkan pada anak-anak dan remaja. Mereka ini adalah kebudayaan yang ditangannya nasib kebudayaan dipertaruhkan.
Previous
Next Post »