Strategi 9. Mencari Titik Lemah untuk Menaklukan

MANAJEMEN STRATEGI
DALAM BHARATA YUDHA
Memenangkan Tanpa Mengalahkan

COLLECTIE TROPENMUSEUM Wajangfiguur van karbouwenhuid voorstellende een pauzeteken TMnr 4551-27.jpg

Oleh :
SUDARMAWAN JUWONO
 
Mencari Titik Lemah untuk Menaklukan



"Mencari titik lemah lawan merupakan salah satu pemecahan mengalahkan lawan yang tangguh."


Kehadiran Resi Bisma sebagai senapati utama negeri Astina dimulai sejak pertempuran hari pertama. Sosoknya yang berwibawa sebagai veteran berbagai peperangan ditakuti lawan serta disegani teman.  Ada masalah lain, yaitu Resi Bisma masih terhitung kakek para Pandawa. Melawan panglima perang ini menjadi beban tersendiri atau beban moral bagi Pandawa. Mereka harus melawan orang yang sangat dicintai serta mencintai Pandawa. Bagaimana mungkin mereka mampu memenangkan pertempuran dalam situasi seperti ini  serta apa mungkin mereka mampu bertempur dengan kakek sendiri.

Pada pertempuran hari pertama Resi Bisma berhasil menewaskan Resi Seta sebagai senapati Pandawa. Kepemimpinannya ini berhasil mengalahkan pasukan Pandawa baik secara fisik maupun moral. Kubu Astina terutama para Kurawa bersorak sorai meneriakkan kemenangan menggema di medan perang membangkitkan bulu kuduk prajurit Amarta yang sedang dirundung kekalahan. Seakan-akan sang Surya yang terik semakin tidak bersahabat pada mereka. Apa penyebab kekalahan ini ? Ada beberapa alasan menurut Prabu Kresna disebabkan masalah ketiadaan lawan yang seimbang untuk mengimbangi Resi Bisma. Celakanya memang benar-benar tidak ada lawan yang seimbang di medan Kurusetra ini menandingi sepak terjang sang singa tua. Namun tidak adakah kelemahannya ?

Prabu Kresna ingat bahwa pada masa lalu Resi Bhisma pernah mengalami peristiwa yang sangat menyedihkan. Peristiwa yang menyedihkan ini berakibat menjadi kelemahan sekaligus keunggulan. Ketika Pandawa dalam 9 (sembilan) hari mengalami kekalahan menghadapi pasukan Astina yang dipimpin oleh Resi Bisma maka Prabu Kresna mencari jalan lain. Strategi yang selama ini dianggap tidak akan mampu mengalahkan senapati tangguh tersebut. Kesimpulannya melawan Resi Bhisma harus dilakukan bersama dengan Srikandi. Akhirnya dipilih Srikandi, senapati wanita untuk mendampingi Arjuna menghadapi Resi Bisma.

Strategi ini dilakukan pasangan Srikandi-Arjuna menyerang Resi Bisma. Srikandi melakukan tindakan proaktif dengan menyerang secara frontal sedangkan Resi Bisma berusaha untuk menghindari melawan wanita. Resi Bisma berusaha menyerang Arjuna untuk mematahkan serangan pasangan ini, namun usahanya menghalau malah gagal. Resi Bisma terpanah Srikandi dan Arjuna sehingga akhirnya bisa dikalahkan. Bagaimana kelemahan Resi Bisma yang sesungguhnya ? Kekalahan terletak pada ketidakmampuan Resi Bisma mengatur fokusnya.

Rahasia Strategi Menempatkan Srikandi
Kekuatan strategi ini adalah mencari serta menggunakan titik lemah lawan lalu menghantamnya sehingga tidak berkutik. Penggunaan kekuatan wanita yang sebanding dengan pria merupakan strategi yang didasarkan bukan tipuan.  Tuhan menciptakan segala sesuatu berpasang-pasangan ada laki ada perempuan. Ada terang ada gelap. Ada siang ada malam. Semuanya saling melengkapi. Wanita selama ini dianggap sebagai mahluk yang lemah namun jangan  salah ternyata wanita juga perkasa. Dari perspektif bisnis figur Srikandi adalah akumulasi dari kekuatan ahli strategi, petarung, serta sosok wanita yang mengundang emosi lawan untuk mengasihani. Kombinasi berbagai kekuatan inilah yang membuat Srikandi menjadi tangguh. Para wanita ini banyak yang biasa-biasa saja tidak terlalu cantik karena memang bukan dipasang karena kelebihan fisik tersebut namun karena kemampuannya.

Pasukan Wanita yang Tangguh
Pada masa lalu Pangeran Mangkunegara I atau RM Said yang dikenal dengan Pangeran Samber Nyawa memiliki pasukan wanita bersenjata. Hal tersebut merupakan buah pengalamannya ketika masih berjuang di pedalaman melawan Belanda. Dalam peperangan menggunakan wanita banyak dilakukan baik untuk mata-mata seperti terjadi pada Matahari yang merupakan mata-mata wanita terkenal. Pada pembahasan strategi ini, penggunaan wanita untuk menandingi keperkasaan Resi Bisma didasarkan pada analisis kelemahan lawan. Negeri kita banyak menyimpan wanita-wanita perkasa antara lain Ratu Kalinyamat,  Nyi Ageng Serang pemimpin pasukan yang melawan Belanda pada masa perang Jawa, Cut Nya Dien, dan sebagainya. Mereka berjuang tidak memanfaatkan kecantikan atau kelebihannya sebagai wanita namun keperkasaannya. Namun karena mereka wanita maka dalam beberapa hal mereka mampu melakukan apa yang tidak bisa dilakukan pria.

Rahasia kekuatan wanita tersebut adalah pertama adalah kelembutan mereka sebagai sifat alamiah, kedua kelemahannya karena mereka wanita. Hal kedua inilah yang sering dimanfaatkan oleh wanita dalam mengalahkan pria. Bila yang pertama berkaitan dengan rasio maka yang kedua dan ketiga berkaitan dengan emosi dan pandangan spititual. Bagaimana menganalogikan hal ini dalam pemasaran suatu produk. Hal terjadi pada koran-koran lokal seperti Pos Kota di Jakarta, Suara Merdeka di Semarang, Pikiran Rakyat dari Bandung atau Kedaulatan Rakyat di Yogyakarta. Sekalipun ada kebutuhan mengenai informasi bagi masyarakat Yogyakarta tetapi ada ikatan emosional atau bahkan spiritual pada koran Kedaulatan Rakyat.


Para Salesman Wanita
Para salesman yang memasarkan dagangannya secara door to door baik memanfaatkan strategi ini. Sebenarnya tuan rumah mengetahui bahwa kedatangan para salesman ini akan menjual dagangan mereka. Sekali kedatangan mereka masuk ditolak maka kesempatan untuk memasarkan produk akan terbuka. Pertama mereka tidak menawarkan produk melainkan hanya memperagakan keunggulan produk. Setelah produk yang ditawarkan selesai diperagakan maka mereka baru mencoba menawarkan. Kekuatan mereka sebenarnya terletak pada kegigihan mereka menawarkan produk serta belas kasihan dari tuan rumah melihat mereka datang dengan barang bawaan yang begitu banyak.
 
Previous
Next Post »