Strategi 12. Tidak Memberi Kesempatan

MANAJEMEN STRATEGI
DALAM BHARATA YUDHA
Memenangkan Tanpa Mengalahkan

COLLECTIE TROPENMUSEUM Wajangfiguur van karbouwenhuid voorstellende een pauzeteken TMnr 4551-27.jpg

Oleh :
SUDARMAWAN JUWONO

Tidak Memberi Kesempatan



Strategi Lainnya : Kearifan Strategi Dalam Bharatayudha



Bila kita mendapat kesempatan untuk memenangkan pertempuran maka kerjakan tanpa keraguan karena kesempatan tidak datang kedua kali.


Pembelaan Adipati Karna pada Astina yang notabene adalah pihak yang berlaku dzalim didasarkan pada prinsip kemanusiaan bahwa seorang satria harus membela negaranya. Tindakan Adipati Karna ini dalam budaya Jawa dianggap mulia sekalipun yang dibela adalah pihak yang salah, seperti dikatakannya pada Ibu Kunti ketika mengajaknya membela Pandawa. ” Bagaimana anak ibu yang mulia, seperti saya ini membelot pada pihak yang memberi kehidupan dan mengangkat martabat saya ”. Adipati Karna menegaskan bahwa tidak sekali-kali dia mentolerir kesalahan Kurawa namun juga tidak membiarkan musuh merebut sejengkalpun tanah Astina, negara yang memberinya kepercayaan menjadi satria. Dengan Bharata Yudha bukan pertarungan hitam dengan putih saja melainkan suatu

Seperti dikatakan Adipati Karna pada Prabu Duryudana, “ Janganlah para Kurawa berputus asa karena kalah dan malu dengan Pandawa. Semestinya Kurawa harus belajar dari semangat Pandawa yang tidak mudah menyerah “  Nasehat dan teguran Adipati Karna tersebut menyadarkan Kurawa untuk tetap melanjutkan persaingan dengan Pandawa. Nasehat tersebut menanamkan atau memperkuat kembali mind set untuk mengalahkan yang sempat luntur dalam benak mereka.

Keduanya terlibat pertempuran yang sangat sengit, tidak ada yang kalah dan menang. Namun Adipati Karna sebenarnya unggul dalam kaprawiraan telah kehilangan senjata pusaka tombak pendek Kuntawijaya. Ahirnya Adipati Karna gugur ketika kereta perang yang dikendalikan Prabu Salya oleng. Panah Pasopati meluncur menembus udara dan memenggal kepala Adipati Karna. Membuang mahkota mendapat kesempatan. Saat terjadi perang tanding antara Arjuna dan Adipati Karna keduanya menggunakan panah. Ketika lengah Arjuna terkena mahkota, sedangkan ketika Karna lengah terkena kepala. Pelajaran ini penting untuk dipahami bahwa membuang mahkota (kehormatan dan kekayaan) dapat dipakai untuk memenangkan kesempatan. Serangan Arjuna menghadapi Adipati Karna adalah melakukan gempuran dengan maksud tidak membiarkan lawan berdiam diri. Serangan ini dimaksudkan untuk menghabiskan kekuatan lawan sehingga akhirnya lawan kehilangan kemampuan. Berbeda dengan prinsip bertahan, maka dalam strategi ini lebih mengutamakan serangan pada lawan. Melalui cara ini, serangan dimaksudkan akan memperlihatkan tidak hanya mampu menandingi saja tetapi juga lebih unggul. Hal kelambatan Adipati Karna terlambat menarik gendewa menyebabkan dirinya terbunuh Arjuna.

Strategi Kecepatan dan Ketepatan
Rahasia strategi ini adalah adalah kecepatan dan ketepatan. Pertarungan yang seimbang  akan dimenangkan pihak yang bergerak lebih cepat. Ada beberapa cara yang dilakukan para pebisnis untuk mengalahkan lawan seperti yang dilakukan oleh Arjuna dalam mengalahkan Karna.

Kekalahan Karna sebenarnya merupakan berbagai akumulasi kelemahan sebagai akibat strategi Pandawa. Antara lain kegagalannya menggunakan Kuntawijaya sebagai senjata pamungkas dan serangan saat dirinya sedang lemah. Arjuna sendiri merelakan mahkotanya hancur terpanah. Kisah ini membuat Karna dianggap pahlawan sekalipun dirinya berdiri dipihak Kurawa dan melawan Arjuna.

Serangan Tanpa Belas Kasihan
Serangan Amerika Serikat dan sekutunya pada Irak merupakan suatu tragedi bila kita melihat alasan-alasannya. Amerika Serikat jelas mengetahui benar bahwa dugaan senjata pemusnah yang dijadikan alasan untuk invasi tidak pernah ada. Senjata pamungkas Irak yaitu diplomasi sudah tidak dapat digunakan lagi karena opini dunia berpihak pada lawan. Embargo yang dikenakan PBB pada Irak telah memberi stigma kesalahan negara tersebut. Selanjutnya Amerika tidak mengindahkan seruan banyak negara untuk menghentikan penyerangan. Kecaman pada Amerika Serikat dan sekutunya tidak membuat mereka berbalik pikiran karena tujuan sebenarnya adalah mengalahkan Irak. Hingga kini tidak ada sanksi yang diterima Amerika Serikat maupun sekutunya sekalipun terbukti adanya senjata pamungkas itu hanyalah omong kosong belaka.

Kasus Penggusuran
Sudah biasa terjadi bila ada penggusuran suatu kawasan untuk dialihkan fungsinya akan mengundang reaksi dari pihak yang dirugikan. Reaksi tersebut berupa demonstrasi yang memancing keingintahuan masyarakat lainnya. Tujuan demonstrasi tersebut adalah menggugah simpati dari masyarakat luas. Maksud para pendemonstran ini akan berhasil bila opini publik bisa dibelokkan sehingga akhirnya membuat pihak penggusur atau lainnya yang berwenang terpengaruh. Namun dengan strategi tidak memberi hati dan tutup telinga akan tercipta kondisi yang untuk sementara tidak mengenakkan bagi penggusur namun akhirnya bisa diterima.
 
Previous
Next Post »