Strategi 6. Berpura-Pura Untuk Memperdaya

MANAJEMEN STRATEGI
DALAM BHARATA YUDHA
Memenangkan Tanpa Mengalahkan

COLLECTIE TROPENMUSEUM Wajangfiguur van karbouwenhuid voorstellende een pauzeteken TMnr 4551-27.jpg

Oleh :
SUDARMAWAN JUWONO



Berpura-Pura Untuk Memperdaya


Menjaga emosi dalam peperangan sangat penting. Tidak jarang karena emosi maka lawan dapat mudah membinasakan kita dalam suatu serangan yang tidak terduga. Dalam pertempuran, ada kalanya lawan tidak mau tampil karena dianggap situasi tidak menguntungkan. Hal ini terjadi ketika Jayadrata berhasil membunuh Abimanyu putra Arjuna. Dibakar dendam dan kemarahan luar biasa, Arjuna bersumpah melakukan pati obong bila tidak bisa membunuh Jayadrata hingga matahari terbenam keesokan harinya. Seruan sumpah ini diperdengarkan ketika pertempuran hari ini berakhir sehingga Jayadrata menggigil ketakutan. Begitu takutnya pada balas dendam Arjuna sehingga ia sempat merencanakan kembali ke negeri Sindhu. Namun Duryudana berhasil menyakinkan bahwa dirinya tidak perlu takut terhadap ancaman Arjuna sehingga kemudian memasuki medan peperangan kembali.

Dipastikan besok Jayadrata dapat menyaksikan Arjuna pati obong karena tidak mampu memenuhi sumpahnya. Caranya dengan menyembunyikan Jayadrata dan melindunginya dengan pengamanan pasukan yang berlapis. Pengamanan ini tidak tanggung-tanggung, Resi Durna selaku panglima perang sendiri yang menjadi pelindung Jayadrata. Hal ini membuat Arjuna sama sekali tidak bisa mendekati Jayadrata sehingga Arjuna pura-pura hendak membunuh diri sedangkan Kresna mendatangkan awan gelap sehingga hari nampak seperti telah beranjak senja. Inti strategi ini adalah pura-pura lemah untuk menipu pasukan musuh. Ketika Jayadrata lengah maka tewas terkena panah Pasopati. Jayadrata tertipu oleh siasat Prabu Kresna dan Arjuna. Sumpah Arjuna untuk membunuh Jayadrata sebelum matahari terbenam dimanfaatkan oleh Prabu Kresna mengatur gerak awan mendatangkan mendung sehingga seolah-olah matahari telah terbenam. Saat Jayadrata lengah karena menonnton aksi Arjuna membakar diri, panah sang Permadi menembus lehernya. Sehingga Jayadrata tewas seketika.

Rahasia Strategi Memperdaya Jayadrata
Strategi ini mengandalkan tipuan sebagai upaya memperdaya lawan. Berbeda dengan tipuan mengalihkan perhatian Baladewa maka mengalihkan perhatian Jayadrata ditujukan untuk membunuhnya. Arjuna harus mampu memancing Jayadrata agar keluar dari persembunyian serta mendapatkan jarak yang tepat agar bisa menembak mati Jayadrata. Tindakan ini dibantu oleh Kresna. Pada kehidupan yang nyata, tindakan Arjuna adalah menciptakan even atau produk yang memancing tindakan lawan. Apa yang dilakukan Kresna adalah menggunakan berbagai opini masyarakat agar mengesankan kondisi tersebut sesuai yang direncanakan. Baik kubu Pandawa maupun Kurawa mengira bahwa apa yang dilakukan oleh Arjuna benar-benar adanya sehingga mereka tidak curiga sama sekali. Strategi ini harus benar-benar dirahasiakan sehingga tidak tercium telik sandi sehingga dianggap sebagai kejadian sesungguhnya.

Kuda Troya dan Jayakatwang
Dunia mencatat bagaimana orang orang Yunani menggunakan kuda kayu raksasa untuk mengelabui opini orang-orang Troya. Melalui kuda raksasa yang nampak bodoh ini orang-orang Yunani nampak seperti tidak berdaya di mata orang Troya. Begitu kesempatan masuk kota bisa dilakukan maka orang-orang Yunani yang berada dalam perut kuda kayu segera menghambur membunuhi orang Troya yang tenggelam dalam kemenangan. Jayakatwang raja muda Kediri dan Aria Wiraraja menggunakan siasat ini untuk mengalihkan perhatian Prabu Kertanegara dari Singasari pada situasi keamanan dalam negeri. Hal ini dilakukan karena Jayakatwang tidak mampu menghadapi kekuatan Singasari. Kertanegara percaya pada saran Jayakatwang mengirimkan pasukan ke luar sementara dirinya merencanakan menghancurkan Singasari.

Pada masa kini, tipuan-tipuan semacam ini untuk mengacaukan konsentrasi serta perhatian lawan banyak sekali digunakan. Seperti halnya seorang yang hendak bertindak jahat mengelabui sang pemilik rumah sehingga tindakannya bisa bebas dilakukan. Para produsen menawarkan iming-iming hadiah pada konsumen untuk menarik perhatian agar dapat membeli produk mereka. Bank-bank yang hendak bangkrut atau mengalami krisis likuiditas menawarkan bunga deposito tinggi untuk menarik nasabah agar mau menaruh uang pada mereka.

Hikmah lain dari strategi ini adalah kita harus berhati-hati menghadapi kondisi yang tiba-tiba berbalik. Kontradiksi seperti peristiwa tsunami yang diawali ” surutnya air laut ” kemudian air dengan ketinggian tidak kurang 10 meter melanda daratan. Peristiwa-peristiwa yang janggal atau aneh harus diwaspadai karena barang kali ada sesuatu di balik peristiwa tersebut.
Previous
Next Post »